•  

Our Top Course
Komunikasi Pembelajaran
( 16 Sections)
 
Pengembangan Media Foto
( 16 Sections)
 

Profil Program Studi D4 Tata Busana Unesa

 
Study Program  :  Fashion Design
Establishment Date  :  18 Oktober 2019
Study Program Coordinator  :  Dr. Irma Russanti, S.Pd., M.Ds.
Visi Misi & Tujuan Program Studi D4 Tata Busana
Universitas Negeri Surabaya
Visi
Mengembangan ilmu terapan fashion design yang berbasis seni budaya lokal dan berkelanjutan yang menghasilkan sarjana terapan yang berkarakter tangguh, adaptif, inovatif dan berjiwa wirausaha.
Misi
  1. Menyelenggarakan pendidikan fashion design yang berbasis budaya lokal dan berkelanjutan yang menghasilkan sarjana terapan yang berkarakter tangguh, adaptif, inovatif dan berjiwa wirausaha.
  2. Menyelenggarakan penelitian dibidang fashion design yang berbasis budaya lokal dan berkelanjutan yang menghasilkan produk inovasi.
  3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat (PkM) untuk menyebarluaskan hasil penelitian yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, diterapkan dan dikembangkan pada UKM dan industri fashion.
  4. Meningkatkan link and match dengan IDUKA di bidang fashion design dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat baik lokal, nasional dan internasional.

Tujuan
  1. Menghasilkan lulusan yang berkarir sebagai fashion designer dan fashion entrepreneur yang memiliki usaha produk atau jasa dibidang fashion, dengan karakteristik religius, cerdas, berakhlak mulia, profesional dan bertanggung jawab, berkecerdasan ganda, berdaya juang, berdaya saing tinggi, inovatif, dan berjiwa kewirausahaan yang mampu mengintegrasikan dan menerapkan ilmu desain mode untuk memajukan industri dan ekonomi kreatif Indonesia
  2. Menghasilkan dan meningkatlan kualitas inovasi di bidang non kependidikan yang berbasis kewirausahaan
  3. Menghasilkan paten dan karya ilmiah produk fashion dan tekstil yang unggul serta menjadi rujukan dalam penerapan IPTEKS serta dapat di manfaatkan Masyarakat

Nilai_dasar
  1. Tangguh: Internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki daya juang.
  2. Kolaboratif: mampu bekerja sama untuk menghasilkan ide atau menyelesaikan masalah.
  3. Adaptif: beradaptasi secara mandiri dan tanggung jawab terhadap perubahan melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus.
  4. Inovatif: mampu berpikir kritis dan kreatif dalam menemukan solusi atau ide baru dalam pemecahan masalah sesuai perkembangan zaman yang dilandasi jiwa kewirausahaan dan kaidah ilmiah.
  5. Inklusif: mampu mendukung seluruh individu tanpa memandang perbedaan, memfasilitasi keberhasilan semua orang, serta menghargai perbedaan pemikiran dan keberagaman.
  6. Belajar sepanjang hayat: memiliki kesadaran akan area kekuatan dan area yang perlu diperbaiki, aktif menemukan cara-cara yang efektif untuk terus mengembangkan dan memperbaiki diri melalui proses pembelajaran yang dilakukan secara terus menerus.
  7. Kewirausahaan: mampu mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk menciptakan perubahan dengan memanfaatkan peluang dan sumber daya dalam menghasilkan nilai tambah.

Capaian Lulusan Program Studi Fashion Design
Universitas Negeri Surabaya
PLO-1 Mampu menunjukkan nilai-nilai agama, kebangsaan dan budaya nasional, serta etika akademik dalam melaksanakan tugasnya

PLO-2 Menunjukkan karakter tangguh, kolaboratif, adaptif, inovatif, inklusif, belajar sepanjang hayat, dan berjiwa kewirausahaan
Dibebankan pada matakuliah:

PLO-3 Mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif dalam melakukan pekerjaan yang spesifik di bidang keahliannya serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan

PLO-4 Mengembangkan diri secara berkelanjutan dan berkolaborasi.
Dibebankan pada matakuliah:

PLO-5 Mampu memanfaatkan ipteks dan memiliki konsep teoritis secara mendalam tentang fashion design meliputi tekstil, desain, produksi dan kewirausahaan serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah procedural.

PLO-6 Mampu mengaplikasikan berbagai teknik membuat dan menghias bahan tekstil yang inovatif serta mempresentasikannya
Dibebankan pada matakuliah:

PLO-7 Mampu merancang dan mengembangakan koleksi busana yang koheren dan sesuai tema
Dibebankan pada matakuliah:

PLO-8 Mampu mengaplikasikan berbagai teknik pembuatan pola dan teknologi menjahit dalam pembuatan busana sesuai standar industri
Dibebankan pada matakuliah:

PLO-9 Mampu mengembangkan bisnis industri kreatif bidang fashion dan beradaptasi terhadap situasi pasar global
Dibebankan pada matakuliah:

PLO-10 Mampu menggembangkan riset, prototipe, proyek atau bentuk lainnya di bidang fashion desain
Dibebankan pada matakuliah:

Occupational Profiles Program Studi Fashion Design
Universitas Negeri Surabaya
  • Fashion Entrepreneur

    Memiliki kemampuan mengatur dan mengelola brand/label sendiri untuk jasa/ produk fashion, baik dalam proses produksi, pemasaran, mengelola keuangan, dan aktivitas bisnis lainnya


Struktur Kurikulum Fashion Design
Universitas Negeri Surabaya

MBKM revisi 2021

Semester ke 1

Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
9441002052 Basic Design 2.00
9441003093 Construction Clothing Patterns 3.00
1000002046 Literasi Digital 2.00
9441002089 History Fashion 2.00
9441002054 English 1 2.00
9441002135 German 1 2.00
9441003129 Fashion Illustration 3.00
xx94405021615 Knowledge Textile Materials 2.00
9441003092 K3 Sewing Technology 3.00

Semester ke 2

Paket matakuliah yang ditawarkan di semester 2 ini antara lain adalah
  • Paket Matakuliah Magang (3 SKS)
Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
1000002003 Indonesian 2.00
9441003055 Fashion Design Concept 3.00
9441002094 Women‘s Clothing Production 3.00
99999440503051 Computer Aided Design 3.00
1000002020 Pancasila Education 2.00
1000002047 Physical Education And Fitness 2.00
99999440502051 Introduction To The Fashion Industry 2.00
Matakuliah Magang
Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
9441003149 Manipulating Fabric 3.00

Semester ke 3

Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
9441003079 National Clothing Design 3.00
1000002033 Citizenship 2.00
9441003095 Ready To Wear Collection 3.00
9441002060 Excellent Communication And Service 2.00
9441003059 Of Textile Crafts 3.00
9441003128 Research Methods 3.00
99999440503051 Indonesian Decorative Variety 3.00
99999440503051 Draping 3.00

Semester ke 4

Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
9441003073 Batik 3.00
9441003105 Modest Fashion Design 3.00
9441003132 Fashion Upcycle Zero Waste 3.00
9441003083 Natural Coloring 3.00
9441002067 English 2 2.00
9441003112 Party Clothing 3.00
9441003145 Digital Marketing 3.00
9441002088 Fashion Branding Marketing 2.00
9441002125 Statistik 2.00

Semester ke 5

Semester ke 6

Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
9441003084 Handicraft 3.00
1000002176 Entrepreneurship 2.00
9441003098 Product Development 3.00
9441003148 Wrap And Drape 3.00
9441003130 Industrial Clothing 3.00
9441002127 Display 2.00
9441002146 Seminar Proposal Final Project 2.00

Semester ke 7

Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
9441003192 4.00
9441004195 4.00
1000004091 Kkn Kewirausahaan Pelaksanaan Program 4.00
1000003093 Kkn Kewirausahaan Pendesiminasian Program 3.00
1000003094 Kkn Kewirausahaan Pengembangan Laporan 3.00
1000004090 Kkn Kewirausahaan Pengembangan Perangkat 4.00
1000003089 Kkn Kewirausahaan Perancangan Program 3.00
9441004194 4.00
9441004193 4.00
1000003092 Kkn Kewirausahaan Evaluasi Program 3.00

Semester ke 8

Kode Mata Kuliah Kredit Mandatori?
9441006134 Thesis 6.00
Evaluasi Kurikulum Program Studi Fashion Design
Universitas Negeri Surabaya

Evaluasi kurikulum berjalan (on going curriculum) dilakukan secara berkala di prodi D4 Tata Busana untuk mengidentifikasi informasi terkait pelaksanaan kurikulum berjalan dan memperbaiki kurikulum diantaranya melalui forum workshop atau lokakarya kurikulum baik di level prodi maupun di level asosiasi. Evaluasi dilakukan setiap tahun dan restrukturisasi dilakukan setiap 5 tahun.

Rekap PLO Program Studi Fashion Design
Universitas Negeri Surabaya
Nama Matakuliah Sks Program Learning Outcomes PLO) Total
PLO1PLO2PLO3PLO4PLO5PLO6PLO7PLO8PLO9PLO10
Fashion Illustration 3 33.33% 33.33% 33.33% 99.99 %
History Fashion 2 25% 50% 25% 100 %
Knowledge Textile Materials 2 8% 56% 36% 100 %
Indonesian Decorative Variety 3 50% 50% 100 %
Fashion Branding Marketing 2 20% 20% 60% 100 %
Ready To Wear Collection 3 20% 60% 20% 100 %
Basic Design 2 50% 50% 100 %
Excellent Communication and Service 2 54.55% 45.45% 100 %
National Clothing Design 3 7.14% 21.43% 7.14% 7.14% 50% 7.14% 99.99 %
Product Development 3 100% 100 %
Manipulating Fabric 3 100% 100 %
Basic Design 3 50% 25% 25% 100 %
Landasan Perancangan Kurikulum Program Studi Fashion Design
Universitas Negeri Surabaya

Pengembangan kurikulum yang ideal dilakukan dengan menggunakan
landasan yang kuat, baik secara filosofis, sosiologis, psikologis, historis, maupun
yuridis. Hal ini untuk memastikan bahwa kurikulum yang dihasilkan merupakan
produk sistem berpikir yang komprehensif dan sistemik dalam mengakomodasi
seluruh aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Aktivitas yang
dimaksud tidak hanya berupa aktivitas akademik namun juga nonakademik
guna menunjang pencapaian visi dan misi UNESA. Landasan pengembangan
kurikulum dijabarkan sebagai berikut.
1. Filosofis
Landasan filosofis merupakan asumsi atau rumusan yang didapatkan dari
hasil berpikir secara mendalam, analitis, logis, dan sistematis dalam
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan pengembangan kurikulum. Landasan

filosofis pengembangan kurikulum lembaga pendidikan merupakan landasan
yang berdasarkan filsafat terkait makna atau hakikat pendidikan. Beberapa
filosofi dalam pengembangan kurikulum di antaranya perenialisme, esensialisme,
eksperimentalisme, rekonstruksionisme, romantik naturalisme dan
eksistensialisme perlu diakomodasi untuk menunjang pencapaian visi dan misi.
Pengembangan kurikulum UNESA menganut filosofi eklektik, yaitu
memperhatikan kelebihan dari landasan filosofi-filosofi yang sesuai (Akinsanya,
2014) untuk pencapaian visi UNESA sebagai universitas kependidikan yang
tangguh, adaptif, dan inovatif yang berbasis kewirausahaan.
2. Sosiologis
Landasan sosiologis mengarahkan kajian pengembangan kurikulum
dikaitkan dengan kondisi dan kebudayaan masyarakat setempat. Landasan ini
digunakan karena mahasiswa berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan
dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.
Perubahan dan perkembangan nilai yang ada di masyarakat akan mempengaruhi
tatanan kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat
menjawab tantangan, tuntutan, dan perkembangan masyarakat baik lokal
maupun global sebagai sasaran pengguna lulusan yang dihasilkan dari
kurikulum yang dikembangkan.
Sebagai bagian dari masyarakat dan bangsa Indonesia, kurikulum UNESA
dikembangkan berdasarkan kehidupan bermasyarakat di Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dengan pengamalan nilai yang terkandung di dalamnya.
Indonesia juga merupakan bangsa yang besar dengan kemajemukan budaya,
maka kurikulum ini perlu mengakomodasi hal tersebut untuk memperkuat
budaya nasional. Perkembangan budaya dengan kearifan lokal tempat UNESA
tumbuh dan berkembang menjadi ciri khas yang menampilkan karakteristik
UNESA sebagai bagian dari kemajemukan masyarakat Indonesia yang luas. Di
samping itu, kurikulum UNESA juga mempertimbangkan perkembangan
masyarakat global sehingga para lulusannya diharapkan mampu untuk
berkolaborasi dan berkompetisi di level internasional.
3. Psikologis
Landasan psikologis adalah landasan berdasarkan kondisi karakteristik
manusia sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku baik
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai akibat interaksi individu dengan
lingkungannnya. Aspek psikologis peserta didik berpengaruh terhadap proses

 pembelajaran (Slavin, 2006). Mengingat pentingnya aspek psikologis,
pengembangan kurikulum perlu mengakomodasi kondisi peserta didik agar
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Mahasiswa UNESA secara psikologis berada pada tahap berpikir formal,
tahap perkembangan moral yang pada umumnya telah mencapai
pascakonvensional (Kohlberg & Gilligan, 2014), dan tahap perkembangan sosial
yang telah mencapai usia remaja dengan karakteristik yang khas. Untuk itu,
kurikulum UNESA yang dikembangkan perlu memperhatikan tahap-tahap
perkembangan psikologi mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa merupakan
individu yang berada dalam proses perkembangan yang bersifat dinamis sesuai
dengan karakteristik dan tingkat kematangannya. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum UNESA perlu mencermati dinamika perkembangan
tersebut untuk menghasilkan kurikulum yang membuat mahasiswa merasa
nyaman dan terlayani untuk memperoleh hasil yang maksimal. Hal tersebut
dapat diakomodasikan dalam bentuk implementasi kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan yakni pendalaman ilmu sebagai penguatan keilmuan dan
kebebasan cara belajar sebagai bentuk penghargaan humanisasi dan
demokratisasi belajar.
Melalui pendekatan pembelajaran heutagogy dan seamless learning,
pengembangan kurikulum di UNESA akan dapat mendorong mahasiswa sebagai
pebelajar dewasa yang bertanggungjawab secara mandiri terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan tanpa adanya pembatasan-pembatasan terhadap
subjek, ruang dan waktu belajar melalui pemanfaatan transformasi digital
sehingga mampu melaksanakan pembelajaran sepanjang hayat secara
berkelanjutan.
4. Historis
Secara historis, pengembangan kurikulum UNESA berjalan searah dengan
pengembangan lembaga yang diawali dari kursus guru B-I dan B-II pada tahun
1950-an, yang selanjutnya berkembang menjadi Akademi Pendidikan Guru
hingga FKIP dan IKIP Surabaya. Pada perkembangan selanjutnya IKIP Surabaya
berubah menjadi universitas sebagai perluasan mandat untuk mengembangkan
program nonkependidikan di samping program kependidikan yang telah lama
dilakukan. Dengan demikian pengembangan kurikulum dilakukan pula
mengikuti proses tersebut seiring dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku saat itu.

Kurikulum di UNESA mengalami perkembangan yang cukup dinamis.
Perkembangan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan aturan yang berlaku
saat pengembangan kurikulum dilakukan. Misalnya ketika berlaku kurikulum
bersifat nasional yang ditentukan oleh konsorsium pendidikan, kurikulum yang
dihasilkan belum mengarah pada pencapaian visi dan misi UNESA. Ketika
peraturan tentang pengembangan kurikulum berlaku, maka kurikulum mulai
ditata sesuai dengan arah dan prosedur yang benar.
Berdasarkan landasan historis tersebut, proses pengembangan kurikulum
perlu memperhatikan berbagai macam kelebihan dan kelemahan serta
karakteristik kurikulum yang pernah dihasilkan dan dipergunakan. Hal ini perlu
dijadikan landasan untuk menghasilkan kurikulum yang lebih baik dengan
memperhatikan kondisi dan peraturan yang berlaku.
5. Yuridis
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada landasan
hukum yang berlaku agar kurikulum yang dihasilkan memiliki keabsahan untuk
diberlakukan. Daftar acuan landasan hukum dalam pengembangan kurikulum
UNESA ini disajikan pada Bab I bagian D.
Berdasarkan uraian di atas, kurikulum di UNESA dikembangkan dengan
mempertimbangkan aspek-aspek, meliputi: visi, misi, dan tujuan UNESA, isu-isu
terkait pengembangan sumber daya manusia dan perkembangan IPTEKS, serta
landasan filosofis, sosiologis, psikologis, historis, dan yuridis. Secara visual,
pengembangan kurikulum di UNESA dapat disajikan pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Aspek-aspek yang mendasari Pengembangan Kurikulum UNESA

22
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum
Kurikulum yang tangguh dihasilkan dari sebuah proses pengembangan
kurikulum yang mengandung prinsip relevan, fleksibel, berkesinambungan, efisien,
dan efektif. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum di UNESA juga mengikuti
prinsip-prinsip tersebut untuk mewujudkan visi dan misi UNESA. Secara umum,
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum UNESA disajikan pada Gambar 2.6 dan
dideskripsikan pada paragraf-paragraf berikut.

Gambar 2.6. Prinsip-prinsip dalam Pengembangan Kurikulum UNESA
1. Relevansi
Kurikulum yang dikembangkan harus memiliki keterkaitan antara bidang
ilmu (discipline/content) dengan kebutuhan masyarakat (social needs) sebagai
pengguna lulusan. Keterkaitan yang dimaksudkan bahwa kurikulum dikembangkan
selain untuk memenuhi kebutuhan pengguna/pasar juga merupakan implementasi
dari kajian mendalam dari bidang ilmu yang dikembangkan. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum memperhatikan kebutuhan masyarakat dan pengguna,
serta perkembangan IPTEKS.
2. Fleksibilitas
Kurikulum yang dikembangkan memiliki keluwesan terhadap implementasi
di lapangan. Lapangan yang dimaksud adalah implementasi kurikulum tersebut
dalam pembelajaran atau hasil kurikulum tersebut di dunia kerja yang
diimplementasikan oleh para lulusan hasil dari kurikulum tersebut. Prinsip
keluwesan ini digunakan agar kurikulum ideal yang dikembangkan dapat
disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

3. Kontinuitas
Kurikulum yang dikembangkan memiliki prinsip kontinuitas
(kesinambungan) secara horisontal antarbagian disiplin ilmu. Selain itu, kurikulum
yang dikembangkan juga mempertimbangkan kemampuan untuk berkembang ke
level lebih tinggi. Hal ini diperlukan agar kurikulum tidak terkesan terputus
antarbagian atau merupakan lingkaran yang berpusat di satu tempat saja.
4. Efisiensi
Kurikulum yang dikembangkan perlu memperhatikan aspek efisiensi untuk
memperoleh daya guna dalam sistem secara keseluruhan. Efisiensi dalam
pengembangan kurikulum dilakukan melalui pemilihan matakuliah yang sesuai
profil lulusan, pemberian beban kerja mahasiswa, pemanfaatan waktu, tenaga,
biaya, dan sumber daya lain secara cermat dan tepat untuk mencapai hasil yang
optimal sesuai dengan tujuan.
5. Keefektifan

Kurikulum yang dikembangkan perlu mencermati tujuan secara sungguh-
sungguh dalam upaya pencapaiannya dengan memafaatkan/mengelola proses dan

sumber daya yang tepat untuk mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan.
Evaluasi berkala perlu dilakukan untuk memantau keefektifan kurikulum yang
telah dikembangkan.